Oleh: M. Syarifuddin*
Kegiatan
jurnalistik merupakan kegiatan yang mencakup mencari, mengolah dan menyebarluaskan
berita dan informasi, sedangkan pelaku dari kegiatan ini disebut jurnalis atau
wartawan. Seorang jurnalis selain
dituntut jujur dalam menyajikan informasi, juga dituntut untuk menarik minat publik untuk menikmati
sajian informasi yang diberikan, baik itu dalam segi tulisan maupun foto. Dalam
perkembangannya peran foto dalam jurnalistik sangatlah dominan, karena semakin
bagus dan menarik foto yang disajikan maka akan semakin menggugah minat para
pembaca. selain itu foto juga dapat berdiri sendiri dalam menyajikan suatu
berita, maka dari itu suatu foto jurnalistik sah-sah saja mempermainkan art
didalamnya, tidak hanya asal cukup mendokumentasikan suatu moment.
PENGERTIAN
Foto jurnalistik
pada dasarnya adalah suatu berita/informasi yang yang penyajiannya dalam bentuk
visual, sekalipun mutlak adanya suatu caption, agar memberikan keterangan
lengkap dalam menginformasikan.Kartono Riyadi (editor foto senior pada Harian Kompas) berbendapat
“semua foto pada dasarnya adalah
dokumentasi, dan foto jurnalistik adalah bagian dari foto dokumentasi. Namun, yang membedakan keduanya terletak pada
pilihan apakah foto tersebut dipublikasikan di media massa atau tidak”. Dari
pendapat itu jelas bahwa sifat dari jurnalistik adalah memberikan informasi,
bagaimana mungkin foto itu bisa dikatakan foto jurnalistik kalau memang tidak
dipublikasikan. Oscar Motuloh dalam sebuah pelatihan fotografi berpendapat,
“foto jurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan
beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya
secara cepat”. Senada dengan Kartono Riyadi yang mempersyaratkan adanya suatu
publikasi dalam rangkaiannya, beliau juga menambahakan sifat dari publikasinya
yang terkait dengan jenis berita hard news, dimana harus disampaikan secepat
mungkin, karena sebagus apapun sebua foto akan menjadi basi jika ia terlambat
dalam menyampaikan.
SEJARAH
Dinyatakan awal mula adanya foto jurnalistik
tahun 1653 ketika penobatan Cromwell menjadi raja Inggris Raya
pada tahun 1653 yang dimuat media harian Holladsche Mercurius, kemudian dalam
perkembangannya Sekitar tahun 1936 seorang
fotografer perang bernama Robert Cappa, atas karyanya berjudul
“Death of Loyalist Soldier” menggambarkan seorang tentara yang roboh tertembak peluru di Spanyol,dan
kemudian momen inilah yang dijadikan sebagai tonggak perkembangan dunia foto
jurnalistik.
Fotografi
jurnalistik Di Indonesia masuk beriringan dengan perjalanan kemerdekaan bangsa
ini, yang kala itu tak terlepas dari peran beberapa orang fotografer sepert;i
Alex Mendur yang berhasil mengabadikan
prosesi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Presiden
RI pertama, Ir. Soekarno. Abdoel Wahab (pewarta foto IPPHOS) yang
berhasil mengabadikan peristiwa sekuen penyobekan bendera Belanda menjadi sang
saka merah putih, Serta Frans Soemarto
Mendur yang merupakan adik Alex Mendur juga ikut turut serta mengabadikan
momen-momen kemerdekaan.
Membuat Foto
Jurnalistik
Foto jurnalistik selain syarat adanya sebuah
informasi yang terkandung5 W (What, Who, Why, When, Where)+ 1 H (How)
didalamnya, yang terlebih dahulu menggali datanya (baik itu pra maupun pasca
pemotretan), juga harus memperhatikan
teknis dan beberapa unsur dari fotografi itu sendiri ,sebagai pendukung penuh
dalam memberikan kemudahan pemahaman menyampaikan informasi, diantaranya :
- Momen adalah unsur penting pada setiap foto, karena ketepatan sebuah moment yang tercipta dalam bidikan kamera akan memberikan kejelasan atas suatu peristiwa yang terjadi, serta mempunyai kesan tersendiri dalam sebuah foto, sehingga semakin langka moment yang tercipta maka akan terhitung mempunyai nilai lebih
- Point Of Interest (POI) sama dengan pokok pikiran dalam suatu tulisan. POI adalah tentang apa yang ingin anda sampaikan dalam foto tersebut, dimana POI menjadi tema inti dari sebuah foto yang tercipta
- Angle merupakan sebuah sudut pengambilan foto, untuk memberikan kesan menarik dalam penciptaannya
- Komposisi dalam setiap unsur foto memang menjadi sebuah pendukung, karena untuk menciptakan foto yang manarik dan enak dilihat perlu adanya sebuah dimensi yang tercipta didalamnya
- Ekspresi obyek dalam sebuah foto merupakan suatu kehasan tersendiri, karena ia secara tidak langsung dapat membangkitkan emosional dari orang yang melihatnya
Saat memotret
sebuah obyek, ada dua teknik yang bisa dipergunakan, tergantung bagaimana
kondisi saat itu
1. Pemotretan melalui interaksi/pendekatan terhadap obyek,
dengan terlebih adanya suatu komunikasi
2.
Candidpemotretan secara
diam-diam
Ciri-Ciri Foto
Jurnalistik
Definisi fotografi jurnalistik dapat diketahui dengan
menyimpulkan ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan, diantaranya:
1.
Memiliki suatu nilai berita /
menjadi berita itu sendiri
2.
Melengkapi suatu berita/artikel
KATEGORI FOTO
JURNALISTIK
Sedangkan foto jurnalistik
sendiri terbagi menjadi beberapa kategori:
1. Foto hard news, yaitu suatu jenis foto terkait dengan suatu peristiwa
atau kejadian yang terjadi saat itu juga, tanpa adanya suatu perencanaan
terlebih dahulu. Jenis foto ini sifatnya harus segera dipublikasikan
2. Foto features
yakni foto kategori ini disebut juga sebagai foto softnews, karena tak terlalu
terikat waktu dalam pemuatannya. Ini beda dengan foto hardnews yang harus
disampaikan secepat mungkin.
3. Foto portrait foto yang menggambarkan tentang manusia. Foto
portrait adalah satu-satunya foto yg tak bisa digantikan dengan kata-kata sebab
menyangkut wajah manusia dan karakter manusia
4. Foto ilustrasi yakni merupakan foto yg sengaja dibuat untuk
melengkapi sebuah tulisan
Sedangkan dalam
pembagaiannya menurut WPP (Word Press Photo),organisasi internasional penyelenggara lomba tahunan foto jurnalistik tingkat dunia yang
bermarkas di Nederlan Belanda, foto jurnalistik
terbagi menjadi beberapa kategori:
1.
Spot
news - Foto-foto insidential/ tanpa
perencanaan sebelumnya
2.
General
news – Foto yang telah terjadwal sebelumnya
3.
People
in the News – adalah sebuah sajian foto
tentang manusia (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan
yang disajikan lebih keprofil atau sosok seseorang
4.
Daily
life – Tentang segala aktifitas manusia yang
mampu menggugah perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest
5.
Sosial
& Environment – Foto yang menggambarkan
tentang sosial kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya
6.
Art
and Culture – Foto yang dibuat menyangkut seni
dan budaya secara luas
7.
Science
& Technology – Foto yang menyangkut
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di muka bumi.
8.
Portraiture – Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse
up maupu secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang
dimilikinya.
9.
Sport – Foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh
cabang olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah
banyak dikenal oleh awam.
NILAI FOTO
JURNALISTIK
Untuk menilai
layaknya sebuah foto untuk dimuat dalam sebuah media, Kelompok
kerja PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) bidang foto jurnalistik pernah merilis
sebuah rumusan untuk menilai sebuah foto jurnalistik yang dilihat dari kuat
lemahnya sosok penampilan foto jurnalistik tersebut, di antaranya :
1.
Aktual (foto bukanlah sesuatu hal atau
peristiwa yang basi)
2.
Faktual (subyek foto tidak dibuat-buat
atau dalam pengertian diatur sedemikian rupa / direkayasa)
3.
Informatif (harus mampu memberikan
informasi kepada yang melihatnya)
4.
Misi (mempunyai misi kemanusiaan sehingga dapat merangsang publik secara
emosional) berkaitan dengan salah satu fungsi pers sendiri yang bertugas
mendidik, menghibur dan kontrol sosial maka hendaknyasuatu
foto berita dalam penerbitan tentunya harus mengandung misi, di antaranya misi
kemanusian sehingga merangsang publik untuk menghargai apa yang patut dihargai
atau sebaliknya menggugah kesadaran mereka untuk memperbaiki apa yang dianggap
salah atau tidak sesuai aturan atau norma.
5.
Gema (berkaitan dengan sejauh mana topik berita menjadi pengetahuan umum,
dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam skala tertentu)
6.
Aktraktif (menarik untuk dilihat, merupakan sebuah point tambahan bagi sebuah
foto; komposis, engle foto, warna, ekspresi obyek)
JENIS PENYAJIAN FOTO DALAM
MEDIA
Dalam penyajiannya ada
beragam jenis foto jurnalistik yang termuat dalam media, diantaranya:
1. Foto Tunggal –
foto tunggal atau single picture adalah jenis berita foto, berupa foto yang
disertai keterangan pendukungnya berupa teks foto (caption) yang menyertainya.
Foto tunggal ini bisa berdiri sendiri atau bisa menyertai sebuah berita maupun
sebuah features
2.
Foto Sikuen (Sequence)
– adalah sebuah yang menampilkan penempatan gambar (foto) secara berurutan
sesuai kronologis waktu kejadian. Urutan peristiwa yang digambarkan sesuai
aliran waktu linier. Foto sikuen bisa memperlihatkan pergerakan (seperti aspek
sinematografis) di dalam peristiwa yang terekam itu dan menghubungkan satu
peristiwa dengan peristiwa berikutnya.Foto sikuen
bisanya menggambarkan sebuah foto peristiwa dengan adegan kejadian berurutan
dari sebuah peristiwa atau kejadian. Jika salah satu adegan foto itu, dikurangi
dalam penyajiannya maka penggambarannya akan terasa pincang.
3.
Foto seri (Series) – foto yang menampilkan berbagai macam foto atas sebuah
kejadian peristiwa tertentu, yang bertujuan memberi gambaran secara menyeluruh
terhadap peristiwa itu. Dalam penempatan foto biasanya dengan memilih
bagian-bagian yang dianggap menarik seperti dramatis, menyentuh. Dalam
penempatannya, foto seri tidak membutuhkan urutan sesuai kronologi kejadian
seperti dalam penempatan foto sikuen. Namun diatur sesuai keinginan editor
maupun fotografer.
4.
Esai foto– adalah
rangkaian cerita foto yang saling berkaitan yang keinginan untuk menggambarkan
sebuah aktivitas kehidupan manusia. Rangkaian foto diharapkan memberikan
gambaran lengkap dan menyeluruh terhadap sebuah fakta yang diliput. Esai foto
biasanya juga disertai teks foto dan narasi cerita secukupnya utuk memperkuat
terhadap ide cerita foto.
JumlahEsai foto bersifat
fleksibel, yang terpenting adalah foto-foto yang disajikan saling melengkapi,
menjadi sinergi dalam satu-kesatuan dalam bentuk alur cerita. Secara umum,
foto-foto disusun menjadi cerita yang punya narasi atau alur. Ada beberapa
elemen foto esai yang harus ada didalamnya pertama
adalah foto pembuka yang menggambarkan keseluruhan cerita, yang harus bisa
menarik perhatian pembaca. keduaEnvironment shoot
Foto lingkungan subyeknya agar menceritakan siapa dia? Lingkungan kerjanya
seperti apa? Kontek sosialnya bagaimana?. KetigaPortrait sang
subyekpenggambaran ekspresi subjek foto yang dapat diambil dengan frame
medium sampai close-up wajah.Keempat detail shoot sang subyek yaitu
penggambaran secara detail dari subjek sebagai simbol yang ingin diceritakan
dari subjek foto tersebut.Kelimarelationshipsubyek yang menggambarkan hubungan timbal-balik
antar manusia. Keenammerupakan foto penutup dari suatu cerita dan berfungsi mengikat sekaligus memberikan kedalaman dan makna foto.
Daftar
Pustaka
Rambey, Arbain, “Foto Jurnalistik Oleh Arbain Rambey ” http://kultuit.tumblr.com/ (1 Maret 2013)
“Mengenal
Jenis Foto di Media” dan “Kategori dalam Foto Jurnalistik”http://www.suryaonline.co(1 Maret 2013)
Taqur, Firman, “Pengantar
Jurnalistik” https://docs.google.com(1
Maret 2013)
Wijaya,Abadi, “Foto Jurnalistik”, modul Foto Jurnalistik dan Penulisan Berita pada pelatihan di UKM Jhepret Club Fotografi.
Putra, Nedi, (2010) “Fotografi Jurnalistik”, modul Foto
Jurnalistik dan Penulisan Berita pada pelatihan di UKM Jhepret Club Fotografi.
*Anggota DIFOTO X
terimakasih atas info yang sangat menarik ini dan untuk referensi silahkan kunjungi http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/
ReplyDeleteakhirnya ketemu juga artikel nya.. jadi tadi itu bingung perbedaan antara Foto tunggal, seri dan esai..
ReplyDeletesalam kenal dari UIN Malang juga mas2 JepretClub
Terimakasih,bermanfaat sekali
ReplyDelete