• "Aku Ada Untuk Mengabadikanmu, Bersamamu Kulihat Dunia Nyata"

    Hakikat Hunting Besar


    Oleh: Masriatun Ni'mah*

    Hunting besar atau lebih dikenal HB merupakan hajatan terbesar selama 1 tahun kepengurusan UKM JC. Acara ini merupakan hunting foto yang mengambil objek suatu tempat yang dianggap memiliki potensi maupun persepsi yang selama ini dicap memiliki stigma negatif oleh masyarakat dan perlu diluruskan, serta umumnya acara hunting diadakan di luar Kota Malang. Misalnya, pada HB XII tahun lalu yang mengangkat tema Sisi Lain Sidowayah, Sidowayah mungkin asing di telinga beberapa masyarakat Indonesia sebab kampung ini lebih familiar disebut sebagai Kampung Idiot. Hampir semua tahu, cukup memencet tuts tuts keyboard laptop dengan tulisan ‘kampung idiot’ serta mengarahkan pointer mouse ke arah link search di google akan tampak puluhan ribu berita terkait kampung ini. Namun, realita yang kita dapat di dunia maya hanyalah sebuah tulisan subjektif dari sudut pandang seorang penulis saja. Apalagi tulisan itu di buat hanya berdasarkan data sekunder.  Itulah jadinya, dua kata yang dapat mengubah cara pandang beberapa, sebagian hingga hampir seluruh orang ‘Kampung Idiot’, orang akan menjelajah indra pemikirnya dengan membayangkan ‘apa seluruh kampung orang idiot ya ?’, ‘wah, beneran idiot semua, gimana makannya ya mereka? mandinya?’ dan seterusnya.
    Setiap manusia memang memiliki dunia fantasi sendiri, namun JC memiliki media lain untuk berpikir bahkan untuk membuktikannya. Dalam bidikan kamera, fotografi yang menampilkan hasil visual tanpa rekayasa dan editing untuk menampilkan hal yang terjadi sesungguhnya untuk disampaikan pada penikmatnya. Butuh perjuangan untuk menetapkan objek bidikan kamera. Sebab, mereka tak mau dibilang asal, asal dalam menyampaikan serta asal dalam memotret.
    Untuk menetapkan suatu tempat hunting besar saja butuh waktu 6 bulan, di mana humas JC akan berpikir keras untuk itu, belum lagi setelah itu data yang harus kita gali tentang tempat tersebut. Data sendiri terdiri data primer dan sekunder yang merupakan dari internet untuk penunjang. Data primer ialah data utama ketika tim survey mendatangi tempat hunting yang dituju. Belum sosialisai yang harus disampaikan kepada seluuruh panitia dan peserta yang tak cukup hanya sekali namun beberapa kali hingga semuanya benar-benar paham akan lokasi tanpa ada salah persepsi. Itu semua dilakukan hanya untuk 1 bidikan !
    Akhirnya hari yang dinanti tiba, seluruh panitia dan peserta ikut 1 minggu dilalui hanya untuk mencari objek dengan komposisi, angle dan wacana terbaik. Hasilnya, ternyata cukup memuaskan 50 karya terpampang dalam pameran dengan tema yang sama yakni Sisi Lain Sidowayah yang diadakan di Perpustakaan Pusat Kota Malang.
    Namun yang menjadi kepuasan kami sebagai para pengkarya ialah mampu meluruskan paradoks banyak orang tentang sebuah desa terpencil di kota sate, Ponorogo yakni Kampung Idiot. Kampung Idiot ternyata tak bisa dibayangkan seperti namanya, ternyata tak seluruh kampung dihuni orang idiot atau keterbelakangan mental ! ingat , tidak semua. Sebab hanya beberapa dari mereka normal seperti kita, di sana juga terdapat pendidikan meski kurang perhatian dari birokrasi negara, namun memang terdapat beberapa kondisi yang sungguh miris, beberapa penyakit seperti tuna rungu, netra dan sebagainya ada. Itulah hakikat yang ingin disampaikan oleh sebuah acara Hunting Besar yang dipayungi bendera JC.


    *Anggota JC DIFOTO XII

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Mohon Selalu Kritik & Sarannya Untuk Perubahan Yang Lebih Baik