Memotret Gerhana Bulan

Oleh: M. Syarifuddin*

- "Subhanallah" -

- "Subhanallah walhamdulillah walailahaillahhu Allahhu akbar, walahaula walakuwwata illabilahil aliyil adzim" -

- "Rabbana ma khalaqta hadza batila subhaanaka faqinaa 'adzabannaar... (artinya: Ya Tuhan kami, tiadaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka)" -

Setidaknya ucapan-ucapan seperti itulah yang hendaknya patut terlontar tatkala sang hambaNya melihat kebesaran ciptaan Tuhan semesta alam Allah SWT, atau bahkan lebih dengan mengadakan ritual-rital yang memang sudah disunahkan oleh baginda nabi agung Muhammad SAW. Pagi dini hari ini (26 April 2013) Allah kembali menunjukkan kebesaran ciptaanNya dengan adanya fenomena alam yaitu gerhana bulan, sekalipun hanya tampak 10% saja dari bayangan bumi, fenomena ini patut juga untuk diabadikan, sekaligus untuk tetap mengasah kemampun kita dalam memotret.

Sebenarnya saya juga pernah memotret bulan sebelumnya, tapi sayang hasilnya begitu kurang memuaskan. sehingga pada kesempatan gerhana bulan ini hampir pula saya putus asa untuk tidak mengabadikannya, karena sudah menjustis pasti akan menghasilkan hal yang serupa. Tapi ego berkata lain, saya harus memotret, bagaimanapun hasilnya memotret adalah panggilan jiwa, dan moment seperti ini sangatlah jarang terjadi dalam tiap tahunnya, ditambah lagi dorongan suatu kata bijak yang pernah saya baca dari ESQ, yang intinya "jangan jadikan masalalu sebagai penghambat masadepan yang lebih baik". Singkat cerita, kemudian saya akhirnya memotret, ternyata hasil pertama jauh dari harapan dan sama dengan yang sebelumnya. Mencoba memotret kembali dengan sedikit mengotak-atik exposure ternyata hasilnya tampak lebih enak dipandang. Dari pengalaman saya memotret gerhana pagi dini hari ini ada beberapa hal yang akan saya share, semoga bisa membantu pengetahuan anda untuk memotret hal yang serupa.

PERSIAPAN

1. Sebelum motret siapkan secangkir kopi terlebih dahulu -biar ga ngantuk kalee...-. haaaa.....

2. Baca Bismilah -biar hasil jepretannya bagus, kalau perlu wudhu atau mandi besar biar tambah suci fotonya- hee...

3. Siapkan kamera (wajib) -ga ada kamera masa bisa motret ya...., DASARrrrrrr...- wkwkw.....

wolesssssss coy....... INTRO dulu ya, haaaaa......

4. ini yang perlu TRIPOD
5. Lensa tele minimum 300mm. terus kalo adanya cuman 18mm-55mm bagaimana? ga masalah dah, tapi syaratnya kamu harus motret dari puncak semeru aja,

biar hasilnya sebanding dengan 300mm. wkwkwk.........

TIPS

Pada dasarnya foto apapun akan mempunyai nilai lebih manakala didalamnya termuat 3 unsur, yaitu foreground, obyek dan backround, begitupun juga dengan foto bulan. kecuali kalau kamu hanya ingin menampilakan detail bulan saja (tergantung selera)

Kalau memang kamu tidak mempunyai tripod, tenang saja kamu masih bisa mengandalkan ISO sebagai alternatif kamu, seperti foto saya dibawah ini saya menggunakan ISO 1600 (walaupun sebenarnya saya juga udah ada tripod, tapi saya males soalnya ribet. jadi make ISO tinggi aja) Karena memang sifatnya bulan adalah memancarkan cahaya sendiri, jadi cukup dengan bantuan ISO tinggi maka speed dan diafragma akan aman-aman saja untuk dirubah-rubah sesuai dengan keinginan. Tapi untuk hasil yang lebih baik tetap gunakanlan tripod dan mempergunakan ISO rendah karena akan menghemat noise yang tampak.

Gunakanlah nilai under exposure (entah nilainya berapa itu tapi nilai speed tetap jangan terlalu rendah), kalau kamu menggunakan nilai normal exposure maka detail tekstur bulan tidak akan tampak. yang tampak hanyalah cahaya putih saja.

Kalau yang ini masalah selera kamu-kamu saja, kalau menurut saya gunakanlah nilai exposure, ataupun pengaturan kamera yang laen (White Balance atau Picture Style) yang dapat menghasilkan warna seperti aslinya saja. karena seorang jurnalis itu tidak boleh berbohong...... hee tapi kalau kamu ingin mendramatisir suasana lagi up to you aja..., dosa tanggung belakang. wkwkwk........... . oya, untuk White Balance bisa kamu seting di AWB (Auto White Balance) karena akan lebih mudah mendeteksi White Balance (WB) apa yang seharusnya digunakan.

Kalau kamu ingin membuat foto sekuen (foto urutan suatu peristiwa) gerhana, maka hendaknya setiap foto dari awal hingga akhir kamu harus menggunakan nilai exposure yang sama, seperti foto saya dibawah ini menggunakan (ISO: 1600) (S: 500) (F: 16) (Focal Lengt: 300) (WB: AWB/Auto White Balance) (Picture Style: Landscape). hal ini diperlukan untuk bisa mengetahui secara detail berubahan gerhana bulan yang terjadi, karena jika kamu merubah nilai exposure pada setiap foto sekuen yang kamu buat maka bisa jadi fotomu tidak bisa menampilakan perbedaan diantara foto yang lainnya secara natural.

Jika lensa yang kamu tidak terlampau tele (300 keatas) maka ada alternatif lain dengan menggunkan teleconverters, atau kalau ga punya lagi kamu bisa pindah lokasi ditempat yang lebih tinggi (gedung,tower,bukit dll)

Ingat selalu cek kedetailan foto kamu, dengan mengezoom hasil foto (kecuali yang masih pake kamera film, maaf ye..... . (bukan maksud diri ini tak menghormati yang lebih tua wkwkw..... )

Setelah acara pemotretan selesai, sekarang izinkan foto kamu masuk kemeja redaksi dulu (Photosop), untuk proses ini tergantung kejujuran dari fotografer sendiri, tapi tujuan saya untuk olah photoshop hanya menambah jarak zoom foto yang kamu peroleh agar lebih detail tanpa berbohong sedikitpun. seperti foto saya dibawah ini menggunkan perbesaran view actual pixel