Jhepret News-Lagi, mengawali kepengurusan baru UKM Jhepret Club (JC)
Fotografi periode 2015 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang diketuai Arditya
Zumiatmoko kembali melakukan open recruitment anggota baru yang biasa disebut
Pendidikan dan Latihan (Diklat) Fotografi yang ke-16 kalinya. Diklat kali ini yang
mendaftar mencapai 60 peserta. Akan tetapi, yang lolos administrasi hanya 34
orang saja (4/2).
Menurut Moko, pelaksanaan Diklat kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya,
semua peserta Diklat difokuskan pada materi foto digital. Pasalnya filem yang
tersedia untuk kamera analog (Single Lens Refleks) sudah tidak beredar
lagi di pasaran. Hal ini membuat komunitas pecinta fotografi UIN Maliki beralih
pada kemera digital. “Pelaksanaan Diklat kali ini peserta diajak untuk belajar
fotografi dengan menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Refleks),”
ungkapnya.
Pemakaian kamera analog, kata laki-laki yang berkacamata itu, akan
berdampak pada pembengkakan anggaran dalam pelaksanaan Diklat, filem yang
semula harganya hanya 25 ribu naik menjadi 50 ribu. Belum lagi biaya pencucian
filemnya yang juga ikut naik derastis. “Harga film saat ini semakin mahal, cuci
cetak film juga semakin langka,” keluhnya.
Meski Diklat kali ini menggunakan kamera DSLR, namun tidak semua materi
yang disampaikan pyur hanya seputar kamera digital saja. Peserta masih diberi
kesempatan untuk mempelajari kamera analog yang masih menggunakan filem dalam
proses pemotretannya. “Pengurus JC menginginkan calon generasi JC yang akan
datang ini juga memahami kamera analog meskipun dalam prakteknya mereka akan
lebih banyak bersentuhan dengan kamera digital,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Ketua Pelaksana Diklat Fotografi, Ridwan Khairil
Mufid menegaskan bahwa semua peserta Diklat wajib mengikuti peraturan
penerimaan anggota baru yangberlaku. Misalnya saja mulai dari jadwal
pendaftaran peserta, tes wawancara, dan mengikuti pelaksanaan Diklat. “Formasi
Diklat tahun ini sama seperti tahun sebelumnya, semua peserta dibagi dalam dua
gelombang yaitu diklat indoor yang berisi materi, dan outdoor
yang menekankan pada praktek fotonya,” ungkapnya.
Diklat indoor dilaksanakan selama tiga hari tepatnya pada
tanggal 2-4 Februari 2015 sementara
untuk pelaksanaan Diklat outdoor dilaksanakan tanggal 6-8 Februari 2015.
“Diklat indoor merupakan pembelajaran dasar-dasar fotografi dan
keorganisasian. Diharapkan sebelum mereka praktek di lapangan peserta
digembleng terlebih dahulu seputar teknik dasar pemotretan serta bagaimana cara
berorganisasi yang baik. “Usai diberi materi semua peserta pada hari ke tiga
dalam diklat indoor semua diajak langsung praktek memotert di pasar
Merjosari, tujuannya untuk melatih
mental serta membiasakan diri dalam mengoprasikan kamera digitalnya,”
terangnya.
Masih kata Ridwan, usai pelaksanaan diklat indoor semua peserta
diwajibkan mengikuti proses diklat outdoor yang bertempat di Bumi
Perkemahan Dau, Kota Batu. Peserta Diklat lapangan kali ini hanya diikuti 33
peserta saja, sementara satu peserta mengundurkan diri karena berhalangan
dengan keluarganya. Meski begitu, semua peserta kali ini akan dievalusi kembali
hasil meteri yang di dapat dalam Diklat indoor. “Pada Diklat outdoor
kali ini semua peserta dibikin nyaman melalui game yang bertujuan untuk merekatkan
semua keluarga JC, baik dari anggota maupun peserta Diklat,” urainya.
Diklat Outdoor Diguyur Hujan Deras
Kondisi alam memang tidak bisa diprediksi sebelumnya, meski panitia
diklat fotografi (Difoto) yang ke-16 telah mempersiapkan waktu yang tepat namun
kondisi alam bisa tiba-tiba berubah. Misalanya saja pelaksanaan diklat outdoor
yang berlangsung selama tiga hari di Perkemahan Dau, Kota Batu ini.
Koordinator Lapangan, Aulia Haridilal, menilai pelaksanaan Diklat kali
ini tidak sesuai dengan apa yang telah diagendakan oleh seksi acara.
Berdasarkan hasil keputusan panitia, semua peserta diklat outdoor akan
menjalani proses jalan-jalan malam (JJM) pada hari ke tiga. Akan tetapi,
kondisi dilapangan diguyur hujan yang tak kunjung redah membuat panitia merubah
konsep JJM menjadi evaluasi materi dalam satu tenda saja. “Awalnya, proses JJM
semua peserta akan melewati empat pos yang terdiri dari pos Keorganisasian,
Fotografi, Bayangan, dan pos pendinginan,” ungkapnya.
Usai pelaksanaan diklat Outdooor selesai, kata dia, semua peserta belum
dinyatakan sebagai anggota lulus diklat (ALD), semua peserta wajib membuat
karya fotografi yang dipamerkan dalam ajang pameran pasca diklat bagi calon
anggota muda UKM JC. “Syarat kelulusan yang terakhir menjadi ALD yaitu mengikuti
ajang pameran pasca diklat,” tegasnya.
0 komentar:
Post a Comment